Kamis, 26 April 2018

Garis dan Bidang di R3


A. Garis Dalam Ruang R3

Pada bidang, gradien digunakan untuk menentukan persamaan suatu garis. Dalam ruang, akan lebih mudah jika kita gunakan vektor untuk menentukan persamaan suatu garis.
Pada Gambar 1, perhatikan garis L yang melalui titik P(x1y1z1) dan sejajar terhadap vektor v = <abc>. Vektor v adalah vektor arah untuk garis L, dan ab, dan cmerupakan bilangan-bilangan arah. Kita dapat mendeskripsikan bahwa garis L adalah himpunan semua titik Q(xyz) sedemikian sehingga vektor PQ sejajar dengan v. Ini berarti bahwa PQ merupakan perkalian skalar v dan kita dapat menuliskan PQ = tv, dimana t adalah suatu skalar (bilangan real). 


Dengan menyamakan komponen-komponen yang bersesuaian, kita mendapatkan persamaan-persamaan parametris suatu garis dalam ruang.
Teorema 1 Persamaan-persamaan Parametris Suatu Garis dalam Ruang
Garis L yang sejajar dengan vektor v = <v1v2v3> dan melewati titik P(x1y1z1) direpresentasikan dengan persamaan-persamaan parametris


Jika bilangan-bilangan arah ab, dan c tidak nol, maka kita dapat mengeliminasi parameter t untuk mendapatkan persamaan-persamaan simetris garis.


Contoh 1: Menentukan Persamaan-persamaan Parametris dan Simetris
Tentukan persamaan-persamaan parametris dan simetris garis L yang melalui titik (1, –2, 4) dan sejajar terhadap v = <2, 4, –4>, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.


Pembahasan Untuk menentukan persamaan-persamaan parametris garis tersebut, kita gunakan koordinat-koordinat x1 = 1, y1 = –2, dan z1 = 4 dan arah a = 2, b = 4, dan c = –4.

Karena ab, dan c semuanya tidak nol, persamaan simetris garis tersebut adalah


Persamaan-persamaan parametris atau simetris untuk garis yang diberikan tidaklah tunggal. Sebagai contoh, dalam Contoh 1, dengan memisalkan t = 1 dalam persamaan-persamaan parametris, kita akan mendapatkan titik (3, 2, 0). Dengan menggunakan titik ini dengan bilangan-bilangan arah a = 2, b = 4, dan = –4 kita akan menghasilkan himpunan persamaan-persamaan parametris yang berbeda.


Contoh 2: Persamaan-persamaan Parametris Suatu Garis yang Melalui Dua Titik
Tentukan persamaan-persamaan parametris suatu garis yang melalui titik-titik (–2, 1, 0) dan (1, 3, 5). Pembahasan Pertama, kita gunakan titik-titik P(–2, 1, 0) dan Q(1, 3, 5) untuk menentukan vektor arah garis yang melalui P dan Q.

Dengan menggunakan bilangan-bilangan arah a = 3, b = 2, dan c = 5 dengan titik P(–2, 1, 0), kita dapat memperoleh persamaan-persamaan parametris


Catatan Karena t beragam untuk semua bilangan real, persamaan-persamaan parametris pada Contoh 2 digunakan untuk menentukan titik-titik (xyz) yang terletak pada garis. Secara khusus, untuk t = 0 dan t = 1 memberikan titik-titik awal yang diketahui, yaitu (–2, 1, 0) dan (1, 3, 5).


B. Bidang Dalam Ruang R3

Kita telah melihat bahwa persamaan suatu garis dalam ruang dapat diperoleh dari suatu titik pada garis dan vektor yang sejajar dengan garis tersebut. Sekarang kita akan melihat bahwa persamaan suatu bidang dalam ruang dapat diperoleh dari suatu titik pada bidang dan vektor normal (tegak lurus) terhadap bidang tersebut.



Perhatikan bidang yang memuat titik P(x1y1z1) dan memiliki vektor normal tidak nol
seperti yang ditunjukkan Gambar 3. Bidang ini memuat semua titik Q(xyz) sedemikian sehingga vektor PQ ortogonal terhadap n. Dengan menggunakan hasil kali titik, kita dapat menuliskan persamaan berikut.

Persamaan ketiga di atas merupakan persamaan bidang dalam bentuk baku.

Teorema 2 Persamaan Baku Suatu Bidang dalam Ruang
Bidang yang memuat titik (x1y1z1) dan memiliki vektor normal


dapat direpresentasikan oleh suatu bidang yang memiliki persamaan dalam bentuk baku


Dengan mengelompokkan kembali suku-suku pada persamaan di atas, kita mendapatkan bentuk umum persamaan suatu bidang dalam ruang.

Jika diberikan bentuk umum persamaan suatu bidang, dengan mudah kita dapat menentukan vektor normal terhadap bidang tersebut. Kita gunakan koefisien xy, dan zuntuk menuliskan

Contoh 3: Menentukan Persamaan Bidang dalam Ruang
Tentukan persamaan umum bidang yang memuat titik-titik (2, 1, 1), (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4).

Pembahasan Untuk menerapkan Teorema 2, kita membutuhkan suatu titik pada bidang dan vektor yang normal terhadap bidang tersebut. Terdapat tiga pilihan untuk titik pada bidang, tetapi tidak ada vektor normal yang diberikan. Untuk mendapatkan vektor normal, kita gunakan hasil kali silang vektor-vektor u dan v yang membentang dari titik (2, 1, 1) ke titik-titik (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4), seperti yang ditunjukkan Gambar 4. Bentuk-bentuk komponen u dan v adalah

yang mengakibatkan

adalah normal terhadap bidang yang diberikan. Dengan menggunakan bilangan-bilangan arah pada n dan titik (x1y1z1) = (2, 1, 1), kita dapat menentukan persamaan bidang tersebut adalah


Catatan Dalam Contoh 3, kita dapat menguji bahwa titik-titik yang diberikan, (2, 1, 1), (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4), memenuhi persamaan bidang yang kita peroleh.



C. Sudut Arah Dan Bilangan Arah Pada R3



   
     


Perhatikan Gambar di atas,
Garis g membentuk sudut 𝛼 dengan sumbu x, sudut 𝛽 dengan sumbu y, sudut 𝛾 dengan sumbu z, maka sudut arah garis g ditulis dengan lambang [𝛼,𝛽,𝛾]
Ambil titik P pada garis g.
P1= proyeksi P pada xoy
P2 = proyeksi P1 pada sumbu x
P3 = proyeksi P1 pada sumbu y
S = proyeksi P pada xoz
P4 = proyeksi S pada sumbu z
T = proyeksi P pada yoz
      
Bilangan arah garis lurus adalah bilangan yang sebanding dengan cosinus sudut arah garis itu. Jika bilangan arah garis g yang ditulis dengan lambang [a, b, c].maka :
   Jadi,


B.  Sudut antara dua garis pada R3

Jika sudut-sudut arah antara dua garis telah disebutkan maka kita dapat menentukan sudut antara dua garis tersebut :



                                                 Gambar


   
a : b : c = cos 𝛼 : cos 𝛽 : cos 𝛾
Misal cos 𝛼 = 𝜆a, maka cos 𝛽 = 𝜆b dan cos 𝛾 = 𝜆c
Dari 𝑐𝑜𝑠2𝛼+𝑐𝑜𝑠2𝛽+𝑐𝑜𝑠2𝛾=1
⟺ 𝜆2 a2 + 𝜆2 b2 + 𝜆2 c2 = 1
⟺ 𝜆2 a2 + 𝜆2 b2 + 𝜆2 c2 = 1




0 komentar:

Posting Komentar