A. Garis Dalam Ruang R3
Pada bidang, gradien
digunakan untuk menentukan persamaan suatu garis. Dalam ruang, akan lebih mudah
jika kita gunakan vektor untuk menentukan persamaan suatu garis.
Pada Gambar 1, perhatikan garis L yang
melalui titik P(x1, y1, z1) dan sejajar terhadap vektor v = <a, b, c>. Vektor v adalah vektor arah untuk garis L, dan a, b, dan cmerupakan bilangan-bilangan arah. Kita dapat mendeskripsikan
bahwa garis L adalah himpunan semua
titik Q(x, y, z) sedemikian
sehingga vektor PQ sejajar dengan v. Ini berarti bahwa PQ merupakan
perkalian skalar v dan kita dapat
menuliskan PQ = tv, dimana t adalah suatu skalar (bilangan real).
Dengan menyamakan
komponen-komponen yang bersesuaian, kita mendapatkan persamaan-persamaan parametris suatu garis dalam
ruang.
Teorema 1 Persamaan-persamaan
Parametris Suatu Garis dalam Ruang
Garis L yang sejajar dengan vektor v = <v1, v2, v3> dan melewati titik P(x1, y1, z1) direpresentasikan dengan persamaan-persamaan parametris
Jika bilangan-bilangan arah a, b, dan c tidak nol,
maka kita dapat mengeliminasi parameter t untuk mendapatkan persamaan-persamaan simetris garis.
Contoh 1: Menentukan
Persamaan-persamaan Parametris dan Simetris
Tentukan persamaan-persamaan
parametris dan simetris garis L yang melalui
titik (1, –2, 4) dan sejajar terhadap v = <2, 4,
–4>, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.
Pembahasan Untuk menentukan
persamaan-persamaan parametris garis tersebut, kita gunakan
koordinat-koordinat x1 = 1, y1 = –2, dan z1 = 4 dan arah a = 2, b = 4,
dan c = –4.
Karena a, b, dan c semuanya tidak nol, persamaan simetris garis tersebut
adalah
Persamaan-persamaan parametris atau simetris untuk garis yang
diberikan tidaklah tunggal. Sebagai contoh, dalam Contoh 1, dengan memisalkan t = 1 dalam
persamaan-persamaan parametris, kita akan mendapatkan titik (3, 2, 0). Dengan
menggunakan titik ini dengan bilangan-bilangan arah a = 2, b = 4, dan c = –4 kita akan menghasilkan
himpunan persamaan-persamaan parametris yang berbeda.
Contoh 2: Persamaan-persamaan
Parametris Suatu Garis yang Melalui Dua Titik
Tentukan persamaan-persamaan parametris suatu
garis yang melalui titik-titik (–2, 1, 0) dan (1, 3, 5). Pembahasan Pertama, kita gunakan
titik-titik P(–2, 1, 0) dan Q(1, 3, 5) untuk menentukan vektor arah garis yang
melalui P dan Q.
Dengan menggunakan bilangan-bilangan arah a = 3, b = 2, dan c = 5 dengan titik P(–2, 1, 0), kita
dapat memperoleh persamaan-persamaan parametris
Catatan Karena t beragam untuk semua bilangan
real, persamaan-persamaan parametris pada Contoh 2 digunakan untuk menentukan
titik-titik (x, y, z) yang terletak pada garis. Secara khusus, untuk t = 0 dan t = 1
memberikan titik-titik awal yang diketahui, yaitu (–2, 1, 0) dan (1, 3, 5).
B. Bidang Dalam Ruang R3
Kita telah melihat bahwa persamaan suatu garis dalam ruang dapat
diperoleh dari suatu titik pada garis dan vektor yang sejajar dengan garis
tersebut. Sekarang kita akan melihat bahwa persamaan suatu bidang dalam ruang
dapat diperoleh dari suatu titik pada bidang dan vektor normal (tegak lurus) terhadap bidang tersebut.
Perhatikan bidang yang memuat titik P(x1, y1, z1) dan memiliki vektor normal tidak nol
seperti yang ditunjukkan Gambar 3. Bidang ini
memuat semua titik Q(x, y, z) sedemikian sehingga vektor PQ ortogonal terhadap n. Dengan menggunakan hasil kali titik, kita dapat menuliskan
persamaan berikut.
Persamaan ketiga di atas merupakan persamaan
bidang dalam bentuk baku.
Teorema 2 Persamaan Baku Suatu Bidang dalam Ruang
Bidang yang memuat titik (x1, y1, z1) dan memiliki vektor
normal
dapat direpresentasikan oleh suatu bidang yang
memiliki persamaan dalam bentuk baku
Dengan mengelompokkan kembali suku-suku pada
persamaan di atas, kita mendapatkan bentuk umum persamaan suatu bidang dalam ruang.
Jika diberikan bentuk umum persamaan suatu
bidang, dengan mudah kita dapat menentukan vektor normal terhadap bidang
tersebut. Kita gunakan koefisien x, y, dan zuntuk menuliskan
Contoh 3: Menentukan Persamaan
Bidang dalam Ruang
Tentukan persamaan umum bidang yang memuat
titik-titik (2, 1, 1), (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4).
Pembahasan Untuk menerapkan Teorema
2, kita membutuhkan suatu titik pada bidang dan vektor yang normal terhadap
bidang tersebut. Terdapat tiga pilihan untuk titik pada bidang, tetapi tidak
ada vektor normal yang diberikan. Untuk mendapatkan vektor normal, kita gunakan
hasil kali silang vektor-vektor u dan v yang membentang dari titik (2, 1, 1) ke
titik-titik (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4), seperti yang ditunjukkan Gambar 4.
Bentuk-bentuk komponen u dan v adalah
yang mengakibatkan
adalah normal terhadap bidang yang diberikan. Dengan menggunakan
bilangan-bilangan arah pada n dan titik (x1, y1, z1) = (2, 1, 1), kita dapat menentukan persamaan bidang tersebut adalah
Catatan Dalam Contoh 3, kita dapat menguji bahwa titik-titik yang diberikan,
(2, 1, 1), (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4), memenuhi persamaan bidang yang kita
peroleh.
Perhatikan Gambar di atas,
Garis g membentuk sudut 𝛼 dengan sumbu x, sudut 𝛽 dengan sumbu y, sudut 𝛾 dengan sumbu z, maka
sudut arah garis g ditulis dengan lambang [𝛼,𝛽,𝛾]
Ambil titik P pada garis g.
P1=
proyeksi P pada xoy
P2 = proyeksi P1 pada sumbu
x
P3 = proyeksi P1 pada sumbu
y
S = proyeksi P pada xoz
P4 = proyeksi S pada sumbu z
T = proyeksi P pada yoz
Bilangan arah garis lurus adalah bilangan yang sebanding dengan cosinus sudut arah garis itu. Jika bilangan arah garis g yang ditulis dengan lambang [a, b, c].maka :
Jadi,
B. Sudut antara dua garis pada R3
Jika sudut-sudut arah antara dua garis
telah disebutkan maka kita dapat menentukan sudut antara dua garis tersebut :
Gambar
a : b : c = cos 𝛼 : cos 𝛽 : cos 𝛾
Misal cos 𝛼 = 𝜆a, maka cos 𝛽 = 𝜆b dan cos 𝛾 = 𝜆c
Dari 𝑐𝑜𝑠2𝛼+𝑐𝑜𝑠2𝛽+𝑐𝑜𝑠2𝛾=1
⟺ 𝜆2 a2 + 𝜆2 b2 + 𝜆2 c2 = 1
⟺ 𝜆2 a2 + 𝜆2 b2 + 𝜆2 c2 = 1
0 komentar:
Posting Komentar